1
WISATA AGRO WONOSARI
Posted by Febrilina Pramudiyanti
on
08.03
in
my experience
Kamis, 15 November 2012, bertepatan dengan 1 Muharram. Aku, Novi, Wira,
Lin, Yara dan Maulidi pergi ke kebun teh. Terjadi hal-hal yang mengagetkan,
menyenangkan, menyebalkan dan kekhawatiran dalam satu waktu.
Awalnya, aku tak berniat untuk ikut mereka. Aku sudah berniat akan
mudik pas tanggal itu. Lumayan, libur 4 hari berturut-turut bisa santai-santai
di rumah. Namun, setelah kupikir-pikir, akhirnya aku terhanyut oleh rencana
mereka. Di satu sisi, aku suka backpacker-an,
di sisi lain, “ngapain si di rumah??? Paling juga pada sibuk sendiri-sendiri.”
Rabu sore setelah pulang kuliah, kondisi kos-an semacam kuburan.
Banyak yang sudah pulang. Teman sekamarku juga sudah pulang. Bahkan ada yang
sudah pulang hari Selasa. Padahal Selasa kan biasanya masih kuliah. Hanya
tinggal aku dan Woro. Aku pribadi, sangat males tinggal di kos-an. Alasan
pertama, aku tak ingin berlama-lama mendengar ocehan ibu kos. Kedua, kesepian
di kos, walaupun ada Woro. Ketiga, aku ingin rame-rame bersama Novi, Lin, Wira
dan Yara.
Rabu malam, aku berencana nginep di kosnya Novi. Pulang kuliah
langsung makan, dilanjutkan nguras kamar mandi sekalian mandi. Kemudian, cuci
baju karena aku tak ingin pulang ke kos-an ada baju kotor menumpuk. And finally, aku sampai ke kos Novi
setelah adzan Isak berkumandang. Sungguh hari yang melelahkan.
Aku di kos Novi berencana akan mengerjakan tulisan berita SIAR. Apa
daya, godaan nonton film bareng lebih kuat. Aku pun nonton bareng mereka. Setelah
bosan ganti sesi curhat. Sampai-sampai jam tidur keundur. Baru jam 1 an kita
tidur. Gara-garanya, anak-anak pada cerita horror. Hhaha seru gila !!!!
Perjalanan yang menyenangkan akan segera terjadi.
Rute kami berawal dari Matos à naik angkot AL turun
terminal Arjosari 2500 à oper naik angkot jurusan Lawang 3000 à masih dilanjut naik
angkot ---- turun kebun teh Wonosari langsung 4000. Jadi total berangkat aja
9500. Ckckck.
Nah, mulai di sini nih, kita kaget sampai terbengong-bengong.
Petugas : “Adik, semua
ini dari mana?”
Kita : bingung
dan tak mengerti apa-apa. Dalam kebinguan ini, kami menjawab. “Malang,” sambil
saling lirik. Perasaanku udah tak enak ini.
Petugas : “ya sudah,
kalian bayar 44000 saja,” dengan wajah tanpa dosa.
Kita : jleb…jleb…jleb…
menurut teman yang kami konfirmasi, di sana itu gratis. Eh, ternyata bayar,
gara-gara kita bukan asli dari sana. Kami semua bengong. Novi menyenggol Wira.
Wira spontan mengeluarkan uang 50.000 an. Anak lainnya hanya bisa bengong dan
memperhatikan transaksi itu dalam diam. Angkot kembali melaju, kita hanya bisa
ketawa kecut dan saling pandang.
Begitu turun, mulai lah kami membahas itu semua. Berbagai spekulasi
kian bermunculan. Entahlah, lupakan !! spekuasi-spekulasi itu. Kami melanjutkan
perjalanan dengan perasaan kecewa dan syok.
Rasa kecewa kami, lumayan terobati dengan melihat pemandangan di kebun
teh ini. Bagaikan lukisan, pemandangan ini tak dapat kami lewatkan. Poto-poto
sudah menjadi agenda kami bersama. Kami berjalan melewati pohon-pohon teh yang
kerdil, menikmati udara segar nan sejuk ini.
Hari semakin siang, kami pun sudah mulai bosan dan capek. Awalnya kami
berencana akan pergi ke Taman Dayu. Namun, karena uang kami sudah ludes karena
tiket masuk. Akhirnya, diputuskan untuk pulang saja.
Berhubung kami masih awam dan tak begitu mengerti daerah ini. setelah
turun dari angkot SLKW, kami berjalan sampai jalan raya. Kami pulang dengan
naik angkot LA. Seperti dugaanku, terjebak macet di tengah hujan deras. Novi
masih aja sempet narsis di dalam angkot. Namun, benar-benar pengalaman yang
menyenangkan.
Kronologi angkutan umum yang harus dinaikki :
ü Naik AL, ADL atau
apapun, yang penting bisa sampai terminal Arjosari à 2500
ü Dilanjut naik LA
(Lawang Arjosari) turun pasar Lawang à 3000
ü Kemudian naik SLKW
(satu-satunya angkut yang mengantar samapai kebun teh, karena terminalnya juga
di daerah kebun teh) à 4000
ü Masalah pulang, angkot
yang dinaiki sama saja dengan berangkat.
ü Sampai deh !!!
Berbeda lagi dengan
naik motor. Saya menyarankan untuk naik motor matik saja. Akan lebih mudah
dengan motor matik, karena jalannya menanjak. Tapi, kalau ingin mengendarai
motor bebek, tidak apa-apa. Ini kan optional.
Selamat mencoba !! Dan
semoga anda beruntung.
pasca pulang, naik len |
teh teh teh |
pra keberangkatan |
teh |
teh teh |